Teman,
kita akan kemana?
Terbang?
Terbang tinggi ke langit?
Dan merasakan kecilnya dunia kita.
Merasakan lembutnya awan dan membawanya pulang?
Teman,
Kita mau ke mana?
Terbang tinggi ke langit?
Merasakan betapa bermartabatnya itu?
Merasakan betapa membanggakannya ketinggian itu?
Teman,
Sayap-sayap itu memang akan menerbangkan kita.
Tinggi dan menjanjikan.
Teman,
Kita memang harus terbang.
Agar dunia tahu bahwa kita ada.
Dan tinggi.
Tapi teman,
Jika hanya menambah berat badan.
Jika hanya menambah tinggi hati ini.
Sesungguhnya kita tak perlu sayap-sayap itu.
Jangan ragu kawan….
Jika berat dan memberatkan.
Letakkan sayap-sayap itu.
Letakkan saja sayap-sayap itu,
Jika membuat cermin kita retak
Dan membuat tuli hati ini
Jika perlu campakkan sayap-sayap itu.
Agar tak harus keras nasihat hati.
Agar tak harus kasar suara umat.
Teman,
Tak apa kita tak bersayap.
Biarkan kita disini.
Biarkan Ia izinkan kita menjemput kejayaan di sini.
Di bawah sini…
Di kesederhaaan ini…
Kawan,
Mari bersayap dan meninggi…
Tanpa menjadi abdussayap…
(Semoga Allah menjadi sayang kepada kita, aamiin)
-buku Sudahkah Kita Tarbiyah? Refleksi seorang Mutarabbi–