Dimanakah jawaban-jawaban itu berada?


|Bukan ujian  namanya jika ia tak menguji kita di titik terlemah kita

|Bukan ujian hidup jika jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya kita temukan dengan mudah

|Teruslah bergerak untuk mencari jawaban yang benar atas pertanyaan-pertanyaan itu

|Jika suatu saat kau temukan jalan buntu, maka itu bukanlah akhir

|Karena masih banyak jalan lain yang mungkin salah satunya adalah jawaban atas pertanyaanmu

|Disitulah letak ikhtiarmu,,

|Peluh, lelahmu dalam ikhtiarmu adalah letak kesungguhanmu dalam mencari jawaban

|Perlulah kita belajar atas perkataan seorang Thomas Alfa Edison ,” I will not say I failed 1000 times, I will say that I discover 1000 ways that can cause failure.”

|Begitu pula perjalanan kita mencari jawaban

Do your best


Bukankah penyesalan yang paling menyesakkan itu adalah ketika menyadari bahwa kita tak berusaha dengan sungguh-sungguh hanya karena ketidakberanian kita untuk bermimpi atas kesempatan-kesempatan yang pernah berlalu lalang dalam hidup kita

Dan bukankah kepuasan terbaik itu ketika menyadari bahwa hari-hari tlah terlalui dengan usaha-usaha dan kebaikan maksimal dari kita 🙂index

Tesis ; antara harapan dan keengganan


Tesis yang bisa disebut juga dengan tugas akhirnya anak magister sebagai prasyarat kelulusan. Jadi kalo mau lulus yaa selesaikanlah tesismu…

Tapiii…. –> udah pasti ada tapinya untuk urusan pertesisan ini

Hai Tesis,

Jika menghadapi pilihan antara memasak untuk 100 orang atau mengerjakanmu, maka memasak untuk 100 orang jauh lebih menyenangkan untukku

Hai Tesis,

Jika ada pilihan untuk mengganti dirimu dengan menghadiri kuliah 20 sks, mungkin aku lebih memilih menghadiri kuliah 20 sks… –> (mungkin)

Hai Tesis,

Jika ada pilihan untuk pergi liburan atau mengerjakanmu, sudah pasti, absolutely aku memilih liburan, itu jauh jauh lebih menyenangkan

Itu ‘jika’ ada pilihan lain selain dirimu, Tesis….

Tapiiii…… –> lagi-lagi ada tapi

Hai, Tesis

Kenyataaaaaannyaaaaaa…. dirimu bukanlah pilihan!!

Aku membutuhkanmu untuk selesai, biar aku bisa mengambil langkah lain untuk melangkah lebih jauh..

Arrggghhh…tak segera menyelesaikanmu hanya membuatku galau berkepanjangan >,<

Dan kali ini aku berharap bisa segera menyelesaikanmu, Tesis!!

 

Marhaban Yaa Ramadhan


“Telah datang kepada kamu syahrun mubarak (bulan yang diberkahi). Diwajibkan kamu berpuasa padanya. Pada bulan tersebut pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, syaithan-syaithan dibelunggu. Padanya juga terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalang kebaikan pada malam itu, maka ia telah terhalang dari kebaikan tersebut.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi).

Aku dan Kau


Kutipan lagu di film Chennai Ekspress ini nampaknya mampu menggambarkan kisah sebagian orang, hehe

Terkadang dua jalan berjalan bersebelahan
Perlahan keduanya menyatu diujung perjalanan
Terkadang saat masalah dua kali lebih besar dari mereka…
Masalah akan terbelah jika berbagi dengan orang yang tepat
Kisah kita sangat aneh
Terkadang ada kemajuan, terkadang terhenti
Meskipun aku Kutub Utara, Kau Kutub Selatan…
Namun cinta kita menyatukan kita
Meskipun aku Kutub Utara, Kau Kutub Selatan…
Kita rekan yang pas untuk semua keadaan

Meskipun kita bertengkar
Hubungan kita baik saja
Bersamamu, semua baik saja
Kita adalah dua orang berbeda dengan sikap yang berbeda
KIta mengelilingi dunia dengan mengesankan
Terkadang kita berpisah
lalu bersatu lagi
Kita menjalani hidup disaat
hati kita berubah seperti musim
Meskipun aku kutub utara , Kau kutub selatan…
Kutub utara yang nakal telah mengedipkan mata pada Selatan
Meskipun aku kutub utara, Kau kutub selatan…
Kita akan bersama, lupakanlah yang lain.

Terkadang dua jalan berjalan bersebelahan
Perlahan keduanya menyatu diujung perjalanan
Terkadang saat masalah dua kali lebih besar dari mereka…
Masalah akan terbelah jika
berbagi dengan orang yang tepat
Kisah kita sangat aneh
Terkadang ada kemajuan, terkadang terhenti
Meskipun aku Kutub Utara, Kau Kutub Selatan…
Namun cinta kita menyatukan kita
Meskipun aku Kutub Utara, Kau Kutub Selatan…
Kita rekan yang pas untuk semua keadaan

Alasan


Selalu ada alasan untuk mengeluh didunia ini, padahal nikmat yang diberikan Allah kepada kita jauuhh jauhhh lebih banyak hingga jika langit menjadi kertas dan air laut menjadi tintanya maka tak akan cukup nikmat-nikmat itu dituliskan 😉

Maka berhentilah bermuka murung dan tersenyumlah

Isi hati dengan penuh kesyukuran

Lisankan dengan ‘alhamdulillah’

dan Amalkan dengan berbagi

Nasihat seorang suami kepada istrinya (by Fahd Pahdepie)


Istriku,

Tentang masa lalu, kita membutuhkan perasaan yang lapang untuk ikhlas dan bersyukur. Tentang masa depan, kita membutuhkan pikiran yang jernih untuk terus optimistis dan berprasangka baik. Tentang masa kini, kita membutuhkan jiwa yang kuat untuk bekerja keras dan tawakal. Sisanya, sediakanlah ruang dalam diri kita untuk memahami bahwa takdir adalah akibat; Maka mari kita ciptakan sebab-sebab yang baik untuk akibat-akibat lain yang lebih baik. Tuhan dan semesta tak pernah berhenti bekerja, kan?

Istriku,

Bahagia itu sederhana. Sesederhana rasa bangga bahwa kitalah yang menentukan kebahagiaan kita sendiri. Tentang yang satu ini, jangan mau didikte orang lain, sebab kitalah tuan bagi diri kita sendiri. Apa yang menurut orang lain lucu, belum tentu bisa membuat kita tertawa. Apa yang menurut orang mewah dan berkilauan, belum tentu akan membuat kita takjub dan silau. Bila menurut orang lain hidup kita tertekan dan menyedihkan, kita tak perlu serta merta menangisinya, kan? Tenang saja. Nasib kita tidak ditentukan apa kata orang. Maka jangan melulu ikut kerumunan. Kebenaran lebih sering berada di luar kerumunan dan pendapat banyak orang.

Istriku,

Dalam hidup, kita akan menemukan orang-orang yang menyukai dan membenci kita, juga mereka yang berada di tengah-tengahnya. Biasa-biasa aja. Jangan menyukai secara berlebihan, jangan juga membenci secara berlebihan, tapi jangan juga bermuka-dua. Cintailah sesuatu secara tulus, bencilah sesuatu atas nama keberpihakan kita pada kebenaran. Mereka yang bermuka-dua adalah orang-orang yang mencari perhatian! Padahal cinta lebih sering tak berada di pusat perhatian, kan?

Istriku,

Maafkan aku. Maafkan karena aku pura-pura menasihatimu agar aku bisa leluasa menasihati diriku sendiri. Tamparlah aku jika suatu hari aku menjadi orang bodoh yang mengkhianati kata-katanya sendiri. Dan aku akan selalu berusaha mendekapmu saat kamu merasa bersalah…

Melbourne, 12 April 2015

FAHD PAHDEPIE

Maka nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang kamu dustakan?


  1. (Allah) Yang Maha Pengasih,
  2. Yang telah mengajarkan Al-Qur’an.
  3. Dia menciptakan manusia,
  4. mengajarnya pandai berbicara.
  5. Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan,
  6. dan tetumbuhan dan pepohonan , keduanya tunduk (kepada-Nya).
  7. Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan,
  8. agar kamu jangan merusak keseimbangan itu.
  9. Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu.
  10. Dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk makhluk-Nya,
  11. di dalamnya ada buah-buahan dari pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang,
  12. dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya.
  13. Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan?

[QS. Ar-Rahman : 1-13]

Mungkin masalahnya bukan disana, tapi disini (hati kita)


Pada sebuah majelis, seorang ummahat bercerita tentang kisah suaminya yang terbiasa menunda membalas sms seseorang jika ada perasaan marah atau tidak enak ketika membaca sms tersebut.

Suatu hari, malam ba’da isya ketika semua anggota keluarga sedang bersantai, sang suami mendapatkan pesan di handphonenya. Betapa kaget sang ummahat karena setelah membaca pesan tersebut sang suami beristighfar dengan menampakkan raut muka agak marah. Sesuai kebiasaan, beliau tidak langsung membalas pesan tersebut. Keesokan harinya, sang suami kembali membaca pesan tersebut dan kali ini sang ummahat lebih kaget karena sang suami beristighfar lebih banyak. Akhirnya, sang ummat bertanya kepada suaminya apa yang sebenarnya terjadi,

“Abi, ada sms apa sebenarnya sehingga abi beristighfar seperti itu?”, tanya sang ummahat dengan lembut.

“Astaghfirullah ummi, ketika semalam abi membaca pesan ini, abi merasa tersinggung dengan isi pesannya sehingga abi beristighfar. Dan pagi ini ketika abi membaca pesannya lagi, astaghfirullah, ternyata abi salah paham dengan dengan isi pesannya sehingga abi beristighfar lebih banyak karena hampir saja abi salah sangka dengan pengirimnya. Alhamdulillah abi kemarin tidak langsung membalas smsnya”, cerita sang suami dengan nada lega dan sedikit menyesal karena telah bersalah sangka semalam.

Betapa dari kisah ini, kita bisa mengambil pelajaran bahwa prasangka, kesalahpahaman, dan mungkin berbagai friksi ketika bermuamalah dengan sesama bukan karena mereka yang ingin menyinggung hati kita, tapi mungkin hati kita lah yang sedang bermasalah.

Bukankah orang yang suasana hatinya sedang tidak baik lebih mudah tersinggung daripada mereka yang hatinya sedang berbahagia? 😉